Essai calon guru : Garang (Guru arang)
Garang (Guru arang)
Hakikat Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Tugas guru tidak hanya sebagai profesi, tetapi juga sebagai suatu tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan.
Dewasa ini, menjadi guru sangat sulit dilihat dari banyaknya hal-hal yang harus dilakukan sampai-sampai mengesampingkan tujuan guru itu sendiri mulai dari dengan banyaknya administrasi yang harus di kerjakan guru membuat terlau fokus dengan administrasi yang banyak dan trus belulang.
memaksakan tuntutan pemerintah terhadap ketuntasan belajar yang harus di capai guru tampah mempertimbangkan kuantitas dan kualitas guru, tersedia sarana dan prasarana dan cepat lambatnya siswa menerima pelajaran bermacam-macam. hal itu membuat seakan mengabaikan guru bagaikan robot pintar yang sama di cetak di satu pabrik yang sama
tidak hanya itu tekan dari orang tua dan siswa juga mengekang guru dimana orang tua yang mudah terprovokasi dengan masalah sepele dan tidak terima anak mendapatkan nilai yang seadanya walaupun anak tersebut memang sebatas itu kemampuannya. tidak hanya itu orang tua menghibahkan tanggu jawab mendidik anak sepenuhnya pada guru. dan ketika guru tersebut tidak mampu menangininya maka oran tua menuduh guru atas dasar tidak becus dalam pekerjaannya.
tidak sampai disitu guru juga mendapatkan masalah dari dalam dirinya mulai dari guru yang kuran menguasai kelas dan kurikulum, tidak nyaman itu guru yang tidak punya nafsu (niat) dalam mendidik siswa nyasendiri. yang hanya mengajari ala kadarnya tampah berfikir apakah yang ajarkan itu sudah bagus.
lanjut profesi guru yang gajinya menggiurkan dan pekerjaannya cukup santai (katanya) menjadi boron orang pemburu dollar sehingga membuat orang yang tidak berkualitas masuk dan membuat yang pantas terpental.
semuanya ini adalah guru yang layak untuk di pensiun dinikan karena di hanya memperberat APBN negara. karena hal buruk tidak akan membuat hal buruk menjadi baik
haruskah dituruti?
dilihat dari itu semua dimana hakitat adan tujuan guru yang begitu mulia dan kenyataan yang begitu kotor. dan lebih buruknya guru yang serba terbatas ini (tenaga, waktu, pikiran, niat) dituntut untuk memulakan setiap lulusan dari satuan pendidikan.
air kotor tidak akan bisa jernih ketika di saring dengan saringan tipis, rapuh dan berpori-pori besar. karena air itu akan merusak saringan itu sendiri membaut air tersebut lewat begitu saja dan saringan itu robek begitu saja itu yang cocok untuk menggambar betapa repotnya menjadi guru melapun sertifikasi di 2 kali lipatkan.
kalo saring tersebut digunakan maka lebih baik tidak usah digunakan dari pada membuang buang uang untuk hal yang penting. dan lebih biak menggunakan uang (materi, tenaga, waktu) tersebut untuk sesuatu yang lebih berguna. apa itu? itu adalah arang (guru bersikap bodoh amat) cara kerja arang yaitu dengan mencelupkannya dia wada makan dia menyerab kotoran dan mematikan bakteri di dalam air.
di sini terlihat jelas perbedaan saringan dan arang. antara menyaring dan menyerap tapi dengan fungsi yang sama yaitu memurnikan. saringan semakin banyak dias aring maka tekan yang diterima semakin berat dan walaupun ditambah jumlahnya hanya memperbanyak saringan yang rusak. berbeda dengan arang, arang hanya dengan membiarkan arang tersebut berada pad wadah air makan air terbut bisa jernih tampah memberikan tekan pada arang itu sendiri. sehingga tidak air kotor tidak akan merusak arang.
jika di bahwa dalam dunia pendidikan. dari pada menjadi guru yang tertekan gara-gara bebannya tuntutankan lebih baik menjadi guru yang bebas beban bagaikan arang yang mengabung di air.
dengan menjadi guru arang yang guru bisa leluasa dalam mengajar. bagaikan arang yang bisa mengapung bebas di air. tidak seperti saringan yang terdiam dan kaku dengan berbagai macam tekanan.
guru arang ini tidak memaksakan idealistis sebagai seorang guru dan juga tidak lepas begitu saja. tapi, dia hanya menjalankan fugsinya dengan cara dia sendiri. “banyak jalan menuju roma” ada lah pepatah yang cocok untuk guru arang dimana jalan dalam mendidik itu banyak yang penting asal dan tujuan semua. maka jalan itu benar.
guru arang tidak memaksa siswa untuk menerima semua apa diajarkan tapi dia yang menjara tampah paksaan kepada siswa. dengan cara masuk dalam dunia siswa itu sendiri dan temukan tidak nyaman antara siswa dan guru. kedua tanam sedikit tapi mendalam
dari semua itu kita dapat simpulkan adalah dalam yang palipenting dalam renovasi belajar dalam siswa adalah mengubah pola pengajar dari yang membosankan ke yang paling menarik
Komentar
Posting Komentar