MAKALAH: BELAJAR DAN PEMBELAJARAN HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN ( ZACARY NGEBLOG )



MAKALAH
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
“HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN “
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI  MAKASSAR
2016/2017
 


BAB I


PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini dapat berlangsung apabila ada pemahaman tentang hakikat belajar dan pembelajaran yang baik.
Proses belajar pada hakikatnya juga merupakan kegiatan mental yang tidak dapat dilihat. Artinya, proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang belajar tidak dapat disaksikan. Manusia hanya mungkin dapat menyaksikan dari adanya gejala-gejala perubahan perilaku yang tampak. Knight (1982: 82) menganjurkan lebih banyak kebebasan untuk berekspresi bagi peserta didik dan lingkungan yang lebih terbuka sehingga peserta didik dapat mengerahkan energinya dengan cara yang efektif.
1
Akan tetapi, tidak semua pendidik memahami tentang hakikat belajar dan pembelajaran sehingga peserta didik belum diberi kesempatan untuk menentukan harapan dan tujuan mereka. Perlu diketahui bahwa guru bukanlah satu-satunya orang yang paling tahu. Maka, pembelajaran harus berpusat pada peserta didik (child centered), tidak tergantung pada text book atau metode pengajaran tekstual.Oleh karena itu, penulis sebagai calon pendidik di sekolah dasar perlu membahas tentang hakikat belajar dan pembelajaran agar calon pendidik memiliki pemahaman yang utuh sehingga nantinya mampu menciptakan peserta didik yang berkualitas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana pengertian belajar dan pembelajaran?
2.      Apa ciri-ciri dari belajar dan pembelajaran?
3.      Apa tujuan dari belajar dan pembelajaran?
4.      Apa sajakah gaya-gaya pembelajaran?

C. Tujuan                                                                                                                          
Adapun tujuan dari penyusunan makalah sebagai berikut:
1.      Untuk memaparkan pengertian belajar dan pembelajaran.
2.      Untuk menjelaskan ciri-ciri belajar dan pembelajaran.
3.      Untuk menjelaskan tujuan belajar dan pembelajaran.
4.    Untuk mengetahui dan memahami gaya-gaya pembelajaran







BAB I
PEMBAHASAN
A. BELAJAR
1.   Pengertian belajar
Menurut (Gagne:2009), belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar, orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah (i) stimulus yang berasal dari lingkungan, dan (ii) proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar. Dengan demikian, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.
Di samping itu, Gagne juga berpendapat bahwa belajar bukan merupakan sesuatu yang terjadi secara alamiah, akan tetapi hanya akan terjadi dengan adanya kondisi-kondisi tertentu, yaitu kondisi internal dan kondisi eksternal. Kondisi insternal ini meliputi kesiapan pelajar dan sesuatu yang telah dipelajari. Sedangkan kondisi eksternal merupakan situasi belajar yang secara sengaja diatur oleh guru dengan tujuan mempelancar proses belajar, yang meliputi persiapan bahan materi, rancangan pembelajaran, sarana dan prasarana lainnya.Gagne menyimpulkan ada lima macam hasil belajar , yaitu:
1.   Keterampilan intelektual, atau pengetahuan prosedural yang mencakup belajar konsep, prinsip dan pemecahan masalah yang diperoleh melalui penyajian materi di sekolah. Keterampilan ini berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang.
2.   Sikap, yaitu kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah laku seseorang yang didasari oleh emosi, kepercayaan-kepercayaan, serta faktor intelektual. Strategi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru dengan jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam memperhatikan, belajar, mengingat, dan berpikir.Hal ini ditekankan pada kemandirian siswa dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
3.   Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan.  Artinya, siswa mampu mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Misalnya, ketika seorang siswa diminta untuk menceritakan kembali isi sebuah cerita yang telah dibaca dengan menggunakan bahasanya sendiri.
4.   Keterampilan motorik, yaitu kemampuan untuk melaksanakan dan mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot.  Keterampilan ini sangat berperan dalam proses mempelajari suatu gerakan tari, ataupun mempraktekkan suatu gerakan olahraga.
5.   Ringkasnya, sikap merupakan kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut.
6.   Belajar menurut Piaget
Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu. Sebab individu melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang. Perkembangan intelektual melalui tahap-tahap berikut:
1.   Sensori motorik (0-2 tahun), pada tahap ini anak mengenal lingkungan dnegan kemampuan sensorik dan motorik, yaitu pengelihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan gerakan.
2.  
3
Pra-operasional (2-7 tahun), pada tahap ini anak mengandalkan diri pada persepsi tentang realitas. Ia telah mampu menggunakan simbol, bahasa, konsep sederhana, berpartisipasi, membuat gambar, dan menggolong-golongkan. Pada umumnya, anak berada pada jenjang pendidikan TK atau playgroup.
3.   Operasional konkret (7-11 tahun), anak mengembangkan pikiran logis. Anak dapat mengikuti penalaran logis, walaupun kadang-kadang memecahkan masalah secara “trial and error”.
4.     Oprasional formal (11 tahun ke atas), anak dapat berpikir abstrak seperti orang dewasa. Semakin hari, kemampuan anak semakin bertambah dan mampu menemukan hal-hal baru yang dapat membantu proses belajarnya.
5.      Belajar menurut Rogers. Rogers mengemukakan pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan. Prinsip pendidikan dan pembelajaran tersebut sebagai berikut:
1.      Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.
2.      Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya.
3.      Pengorganisasian bahan ajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru, sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.
4.      Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses-proses belajar, keterbukaan belajar mengalami sesuatu, bekerja sama dengan melakukan pengubahan diri terus-menerus.
5.      Belajar yang optimal akan terjadi, bila siswa berpartisipasi secara bertanggung jawab dalam proses belajar.
6.      Belajar mengalami dapat terjadi, bila siswa mengevaluasi dirinya sendiri.
7.      Belajar mengalami menuntut keterlibatan siswa secara penuh dan sungguh-sungguh.

Menurut pendapat lain (Skinner:2009)b bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun. Contoh  ketika seorang siswa dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru dengan benar akan mendapat pujian bahkan hadiah. Sedangkan siswa yang melanggar peraturan sekokah akan mendapatkan sanksi, baik berupa teguran ataupun hukuman.Belajar ditemukan adanya hal berikut :

1.   Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pebelajar
2.   Respons si pebelajar, dan
3.   Konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut. Pemerkuat terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut. Sebagai ilustrasi, perilaku respons si pebelajar yang baik diberi hadiah. Sebaliknya, perilaku respons yang tidak baik diberi teguran dan hukuman.

2.Ciri-ciri belajar
a.    Aktifitas yang dapatmenghasilkanperubahandalamdiriseseorangbaiksecara aktualdanpotensial. Baik dapat diamati secara langsung ataupun tidak dapat diamati secara langsung.
b.   Perubahan yang didapatsesungguhnyaadalahkemampuan yang barudanditempuhdalamjangkawaktu yang lama. Kemampuan ini akan tumbuh dan berkembang secara bertahap, tidak dapat bersamaan secara begitu saja. Dalam suatu perubahan selalu terdapat serangkaian proses.

3. Tujuan belajar
Diantara belajar, mengajar, dan pembelajaran menunjuk pada sesuatu yang berbeda, namun kesemuanya merujuk pada tujuan yang sama, yaitu terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku, baik yang dapat diamati ataupun tidak dapat diamati. Belajar mungkin saja terjadi tanpa pembelajaran, namun pengaruh aktivitas pembelajaran dalam belajar hasilnya lebih sering menguntungkan dan biasanya lebih mudah diamati. Hal ini dikarenakan pembelajaran yang berupaya mengubah masukan berupa siswa yang belum terdidik, menjadi siswa terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan, menjadi siswa yang memiliki pengetahuan.
Siswa yang belajar berarti menggunakan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ada beberapa ahli yang mempelajari ranah-ranah tersebut dengan hasil penggolongan kemampuan-kemampuan pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik secara hirarkis. Hasil penelitian mereka dikenal dengan “Taksonomi Instruksional Bloom dan kawan-kawan” .masing-masing ranah dijelaskan sebagai berikut (Ainurahman, 2012: 47-49):
A.   PEMBELAJARAN
1.   Pengertian Pembelajaran
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006), pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Sedangkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran merupakan suatu usaha sadar seorang pendidik untuk membuat peserta didik belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri peserta didik, dimana perubahan itu ditandai dengan adanya kemampuan baru dalam diri peserta didik dan memerlukan waktu yang lama karena adanya suatu usaha tertentu. Pembelajaran membutuhkan interaksi antara pendidik dan peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu dengan maksimal.
 2. Ciri-ciri Pembelajaran
1.   Adanya interaksi
Interaksi merupakan ciri utama dari kegiatan pembelajaran, baik antara peserta didik dengan lingkungan belajarnya, maupun pendidik dengan peserta didik.


2.   Hubungan antar komponen-komponen pembelajaran.
Menurut Sumiati dan Asra (2009:3) komponen-komponen pembelajaran meliputi: guru, isi atau materi pembelajaran, dan siswa. Interaksi antara tiga komponen utama melibatkan metode pembelajaran, media pembelajaran, dan penataan lingkungan tempat belajar, sehingga tercipta lingkungan yang kondusif guna mencapai tujuan pembelajaran.
3.   Tujuan pembelajaran harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses berlangsung dan pelaksanaannya terkendali, baik waktu, isi, proses maupun hasilnya.
4.   Pembelajaran harus membuat siswa belajar karna pembelajaran merupakan proses yang disengaja dan terencana.

3.  Tujuan Pembelajaran
Menurut Robert F. Meager (2009:10), tujuan pembelajaran adalah maksud yang dikomunikasikan melalui pernyataan yang menggambarkan tentang perubahan yang diharapkan dari siswa. Menurut H. Daryanto (2005:58), tujuan pembelajaran adalah tujuan yang menggambarkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki siswa sebagai akibat dari hasil pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. Sedangkan menurut B. Suryosubroto menegaskan bahwa tujuan pembelajaran adalah rumusan secara terperinci apa saja yang harus dikuasai oleh siswa sesudah ia melewati kegiatan pembelajaran yang bersangkutan dengan hasil. Tujuan pembelajaran tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP merupakan komponen penting dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan yang pengembangannya harus dilakukan secara profesional.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa perumusan tujuan pembelajaran harus berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indikator yang telah ditentukan. Tujuan pembelajaran juga harus dirumuskan secara lengkap agar tidak menimbulkan penafsiran yang bermacam-macam. Secara ringkas, tujuan pembelajaran merupakan harapan yang hendak dicapai dalam proses belajar melalui rancangan terprogram yang dibuat pendidik dan sebagai akibat dari hasil pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur.
C.GAYA-GAYA PEMBELAJARAN
1. Visual (belajar dengan cara melihat)
Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata / penglihatan (visual), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak / dititikberatkan pada peragaan / media, ajak mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. 
              Ciri-ciri gaya belajar visual :
1.         Bicara agak cepat
2.         Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi
3.         Tidak mudah terganggu oleh keributan
4.         Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
5.         Lebih suka membaca dari pada dibacakan
6.         Pembaca cepat dan tekun
7.         Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata
8.         Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato
9.         Lebih suka musik dari pada seni
10.     Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang
.
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :
1.         Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
2.         Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.
3.         Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
4.         Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
5.         Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.

2.      Auditori (belajar dengan cara mendengar)

Lirikan kekiri/kekanan mendatar bila berbicara. Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat pendengarannya ), untuk itu maka guru sebaiknya harus memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori mendengarkannya. Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.


Ciri-ciri gaya belajar
1.         Saat bekerja suka bicaa kepada diri sendiri
2.         Penampilan rapi
3.         Mudah terganggu oleh keributan
4.         Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat
5.         Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
6.         Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
7.         Biasanya ia pembicara yang fasih
8.         Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
9.         Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
10.     Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual
11.     Berbicara dalam irama yang terpola
            
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :
1.         Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga.
2.         Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
3.         Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
4.         Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
5.         Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.







3. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)

Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat. Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.
         Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :
1.            Berbicara perlahan
2.            Penampilan rapi
3.            Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan
4.            Belajar melalui memanipulasi dan praktek
5.            Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
6.            Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
7.            Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
8.            Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
9.            Menyukai permainan yang menyibukkan
10.        Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu
11.        Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
                  





Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:
1.   Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.
2.   Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil
3.   bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru).
4.   Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
5.   Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.
6.   Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.














BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dari beberapa pendapat ahli tentang pengertian belajar, maka dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses yang berlangsung sehari-hari, baik disadari ataupun tidak disadari dan mempengaruhi perubahan tingkah laku sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian. Belajar juga dapat diartikan suatu aktivitas untuk memperoleh pengetahuan
Pembelajaran merupakan suatu usaha sadar seorang pendidik untuk membuat peserta didik belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri peserta didik, dimana perubahan itu ditandai dengan adanya kemampuan baru dalam diri peserta didik dan memerlukan waktu yang lama karena adanya suatu usaha tertentu. Pembelajaran membutuhkan interaksi antara pendidik dan peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu dengan maksimal.

B.SARAN
Sebagai calon guru Sekolah Dasar, hendaknya perlu memahami pentingnyapemahaman hakikat belajar dan pembelajaran serta komponen-komponen pembelajaran dengan baik agar menjadi tenaga pendidik yang baik dan untuk menghindari kesalahan dalam kegiatan belajar dan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Dasar kelak.
14
 
DAFTAR PUSTAKA
DR. C. Asri Budiningsih.2005.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: PT  Rineka Cipta.
Prof. Dr. S. Nasution, M.A..2009.Berbgai Pendekatan dalam Belajar.Jakarta:PT Bumi
Aksara.
Dr. Dimyati dan Drs. Mudjiono.2006.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Renika Cipta

Poerwanti Endang.2008. Asesmen Pembelajaran SD. JakartaDirektorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Rifai, Ahmad dan Anni, Catharina Tri. 2010. Psikologi Pendidikan. Semarang:
Universitas Negeri Semarang.

Siddiq, Jauhar dkk. 2008.  Pengembangan Bahan Pelajaran SD. Jakarta : Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Gagne.2009.Pengertian Belajar.
Skinner.2009.Pengertian Pendidikan.
Dimayati dan Mudjiono.2006 .Pengertian Pembelajaran.
Undang Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS.
Sumiati dan Asra.2009.komponen-komponen belajar
Robert F. Maager.2009.Tujuan Pembelajaran
15
H. Daryanto.2005.Tujuan Pembelajaran.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah: Strategi Pembelajaran PKN di SD | zacary Ngeblog

Makalah : BELAJAR DAN PEMBELAJARAN (TEORI-TEORI BELAJAR ( zacary ngeblog )