Makalah: PERAN MOTIVASI DALAM BELAJAR DAN PEMBELAJARAN ( zacary ngeblog )
|
PERAN MOTIVASI DALAM BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
BAB II
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dalam proses belajar setiap siswa
harus mempunyai suatu tujuan yang harus dicapai didalamnya, baik tujuan pendek
maupun tujuan jangka penjang yang dapat membuat diri mereka
mempunyai suatu perubahan yang terjadi setelah mereka mengikuti sebuah proses
pendidikan yang diberikan oleh guru mereka. Seorang guru selayaknya memberikan
sebuah dorongan yang harus dapat memberikan motivasi terhadap diri mereka untuk
meningkatkan prestasi didalam belajar mereka. Dorongan yang seharusnya
diberikan oleh seorang guru tidak akan dapat merubah sikap/perilaku individu
untuk dapat meningkatkan cara belajar mereka bilamana tidak adanya peran
individu didalamnya, karena semuanya akan mempunyai suatu hubungan yang dapat
memberikan satu nilai tambah dalam meningkatkan prestasi belajar.
Dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa seorang guru mempunyai andil didalamnya yang mana memberikan suatu arahan
untuk dapat bagaimana meningkatkan prestasi belajar siswa. Bagaimana untuk
dapat meningkatkan prestasi belajar? Salah satu bentuk untuk meningkatkan
prestasi belajar yaitu dengan memberikan motivasi belajar kepada siswa. Dengan
adanya motivasi belajar yang diberikan kepada siswa harapannya dapat untuk
meningkatkan prestasi mereka di sekolah. Motivasi belajar ini diberikan berupa
informasi yang dapat memberikan suatu nilai positif dalam meningkatkan prestasi
belajar mereka. Bagi mereka yang mempunyai suatu motivasi prestasi dalam belajar
akan membangun suatu aktivitas yang positif.
1
|
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah makalah kami:
1.
Apa itu
motivasi ?
2.
Bagaimana
motivasi dalam belajar dan pembelajaran ?
3.
Apa
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ?
4.
Bagaimana
teori dan prinsip-prinsip motivasi ?
5.
apa saja
macam-macam motivasi ?
6.
apa fungsi
motivasi ?
7.
Bagaimana
strategi dalam menumbuhkan motivasi belajar ?
C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah
kami:
1.
Untuk
mengetahui apa itu motivasi.
2.
Untuk
mengetahui motivasi dalam belajar dan pembelajaran.
3.
Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.
4.
Untuk
mengetahui teori dan prinsip-prinsip motivasi.
5.
Untuk
mengetahui macam-macam motivasi.
6.
Untuk
mengetahui fungsi motivasi.
7.
Untuk
mengetahui strategi dalam menumbuhkan motivasi belajar.
|
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN MOTIVASI
Istilah motivasi berpangkal dari
kata “motif” yang dapat diartikan
sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat
diartikan sebagai suatu kondisi kesiapsiagaan. Menurut
Mc. Donald (dalam Sardiman 2009), menyebutkan bahwa motivasi sebagai perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari
pengertian Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting yaitu: Bahwa motivasi
itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia
(walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakannya akan
menyangkut kegiatan fisik manusia, Motivasi di tandai dengan munculnya, rasa/feeling yang relevan dengan
persoalan-persoalan kejiwaan, efeksi dan emosi serta dapat menentukan tingkah-laku
manusia, Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan dan tujuan ini akan
menyangkut soal kebutuhan.
B.
MOTIVASI
DALAM BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Dalam
kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak
di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah
kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan
belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai
motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
3
|
C.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI BELAJAR
Belajar merupakan hal yang kompleks.
Apabila ini dikaitkan dengan hasil belajar siswa, Menurut Suryabrata (Dalam Heri Triluqman BS:2007) ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil
belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar digolongkan menjadi 2, yaitu: faktor dari dalam dan faktor dari luar.
1.
Faktor
dari dalam yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar yang berasal
dari siswa yang sedang belajar. Faktor-faktor ini meliputi:
a) Kondisi fisiologi, meliputi kondisi jasmaniah secara
umum dan kondisi panca indera. Anak yang segar jasmaninya akan lebih
mudah proses belajarnya. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuan
belajarnya di bawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi, kondisi panca indera
yang baik akan memudahkan anak dalam proses belajar.
b)
Kondisi psikologis, yaitu beberapa faktor psikologis utama yang dapat
mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah kecerdasan, bakat, minat,
motivasi, emosi dan kemampuan
kognitif. Dari kondisi psikologis diantaranya: Pertama, faktor kecerdasan yang dibawa individu
mempengaruhi belajar siswa, Semakin individu itu mempunyai tingkat
kecerdasan tinggi, maka belajar yang dilakukannya akan semakin mudah dan cepat.
Sebaliknya semakin individu itu memiliki tingkat kecerdasan rendah, maka
belajarnya akan lambat dan mengalami kesulitan belajar. Kedua, faktor bakat individu
satu dengan lainnya tidak sama, sehingga menimbulkan belajarnya pun berbeda.
Bakat merupakan kemampuan awal anak yang dibawa sejak lahir. Ketiga, faktor
minat individu
merupakan ketertarikan individu terhadap sesuatu. Minat belajar siswa yang
tinggi menyebabkan belajar siswa lebih mudah dan cepat. Keempat, faktor
motivasi belajar
antara siswa yang satu dengan siswa lainnya tidaklah sama. Adapun pengertian
motivasi belajar adalah ”Sesuatu yang menyebabkan kegiatan belajar terwujud”.
Motivasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: cita-cita
siswa, kemampuan belajar siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan, unsur-unsur
dinamis dalam belajar dan upaya guru membelajarkan siswa. Kelima, faktor emosi merupakan kondisi
psikologi (ilmu jiwa) individu untuk melakukan kegiatan, dalam hal ini adalah
untuk belajar. Kondisi psikologis siswa yang mempengaruhi belajar antara lain:
perasaan senang, kemarahan, kejengkelan dan
kecemasan. Keenam, faktor kemampuan
kognitif siswa yang mempengaruhi belajar mulai dari aspek pengamatan,
perhatian, ingatan, dan daya pikir siswa.
2.
Faktor dari luar adalah faktor yang meliputi lingkungan, yaitu:
a)
Lingkungan alami, yaitu faktor yang mempengaruhi dalam proses belajar
misalnya keadaan udara, cuaca, waktu, tempatnya, dan alat-alat yang dipakai untuk belajar seperti alat-alat pelajaran. Dari lingkungan alami yang dalamnya ada faktor
yang mempengaruhinya diantaranya: pertama
faktor keadaan udara mempengaruhi proses belajar siswa, apabila
udara terlalu lembab atau kering kurang membantu siswa dalam belajar. Keadaan
udara yang cukup nyaman di lingkungan belajar siswa akan membantu siswa untuk
belajar dengan lebih baik. Kedua, waktu belajar mempengaruhi proses belajar siswa
misalnya, pembagian waktu siswa untuk belajar
dalam satu hari. Ketiga cuaca yang terang benderang dengan
cuaca yang mendung akan berbeda bagi siswa untuk belajar. Cuaca yang nyaman
bagi siswa membantu siswa untuk lebih nyaman dalam belajar. Keempat tempat atau gedung sekolah mempengaruhi
belajar siswa. Gedung sekolah yang efektif untuk belajar memiliki ciri-ciri
sebagai berikut: letaknya jauh dari tempat-tempat keramaian (pasar, gedung
bioskop, bar, pabrik dan masjid), tidak menghadap ke jalan raya,
tidak dekat dengan sungai, dan yang membahayakan keselamatan siswa. Faktor
yang kelima media atau alat-alat pelajaran yang digunakan
baik itu perangkat lunak (misalnya, program presentasi) ataupun perangkat keras
(misalnya Laptop, LCD).
b) Lingkungan
sosial di sini adalah
manusia atau sesama manusia, baik manusia itu ada (kehadirannya) ataupun tidak
langsung hadir. Kehadiran orang lain pada waktu sedang belajar, sering kali
mengganggu aktivitas belajar. Dalam lingkungan sosial yang mempengaruhi belajar
siswa ini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: (1) lingkungan sosial siswa di
rumah yang meliputi seluruh anggota keluarga yang terdiri atas: ayah, ibu,
kakak atau adik serta anggota keluarga lainnya, (2) lingkungan sosial siswa di
sekolah yaitu: teman sebaya, teman lain kelas, guru, kepala sekolah serta
karyawan lainnya, dan (3) lingkungan sosial dalam masyarakat yang terdiri atas
seluruh anggota masyarakat.
D.
TEORI DAN PRINSIP-PRINSIP MOTIVASI
Wlodkowski (dalam Suciati, 2001:52) menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, serta yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Sementara Ames dan Ames (Suciati, 2001) menjelaskan motivasi sebagai perspektif yang dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri dan lingkungannya. Menurut definisi ini, konsep diri yang positif akan menjadi motor penggerak bagi kemauan seseorang. Dalam proses belajar, motivasi seseorang tercermin melalui ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi juga ditunjukkan melalui intensitas unjuk kerja dalam melakukan suatu tugas. McClelland menunjukkan bahwa motivasi berprestasi (achievement motivation) mempunyai kontribusi sampai 64 persen terhadap prestasi belajar. Dari berbagai teori motivasi yang berkembang, Keller (1983) (dalam Arikunto, S. 2001) dalam telah menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, yang disebut sebagai model ARCS, yaitu:
1.
Attention (Perhatian)
Perhatian peserta didik muncul karena
didorong rasa ingin tahu. Oleh sebab itu, rasa ingin tahu ini perlu mendapat
rangsangan, sehingga peserta didik akan memberikan perhatian selama proses
pembelajaran. Rasa ingin tahu tersebut dapat dirangsang melalui elemen-elemen
yang baru, aneh, lain dengan yang sudah ada, kontradiktif atau kompleks. Apabila elemen-elemen tersebut dimasukkan dalam rencana
pembelajaran, hal ini dapat menstimulus rasa ingin tahu peserta didik. Namun, perlu
diperhatikan agar tidak memberikan stimulus yang berlebihan, untuk menjaga efektifitasnya.
2.
Relevance (Relevansi)
Relevansi menunjukkan adanya hubungan
materi pembelajaran dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik. Motivasi
peserta didik akan terpelihara apabila mereka menganggap bahwa apa yang
dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai
yang dipegang, sehingga kebutuhan tersebut menjadi suatu landasan untuk
bertindak.
3.
Confidence
(Percaya diri)
Merasa diri kompeten atau mampu,
merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungan.
Prinsip yang berlaku dalam hal ini adalah bahwa motivasi akan meningkat sejalan
dengan meningkatnya harapan untuk berhasil. Harapan ini seringkali dipengaruhi
oleh pengalaman sukses di masa lampau. Motivasi dapat memberikan ketekunan
untuk membawa keberhasilan (prestasi), dan selanjutnya pengalaman sukses
tersebut akan memotivasi untuk mengerjakan tugas berikutnya.
4.
Satisfaction
(Kepuasan)
Keberhasilan dalam mencapai suatu
tujuan akan menghasilkan kepuasan. Kepuasan karena mencapai tujuan dipengaruhi
oleh konsekuensi yang diterima, baik yang berasal dari dalam maupun luar
individu. Untuk meningkatkan dan memelihara motivasi peserta didik, dapat
menggunakan pemberian penguatan (reinforcement)
berupa pujian dan pemberian kesempatan.
E.
MACAM-MACAM
MOTIVASI
Menurut Sardiman (2005:89-91), motivasi dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu:
1.
Motivasi
intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada
paksaan dorongan orang lain. Motivasi ini sering disebut “motivasi murni”, atau
motivasi yang sebenarnya, yang timbul dari siswa, misalnya keinginan untuk mendapatkan
keterampilan tertentu dan mengembangkan sikap untuk berhasil.
2.
Motivasi
ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar
individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain
sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu. Motivasi
ekstrinsik diperlukan di sekolah sebab pembelajaran di sekolah tidak semuanya
menarik minat, atau sesuai dengan kebutuhan siswa. Kalau keadaan ini, siswa
bersangkutan perlu dimotivasi agar belajar. Guru berusaha membangkitkan
motivasi belajar siswa sesuai dengan keadaan siswa itu sendiri.
Seseorang akan bertindak melakukan
suatu tujuan apabila di dorong oleh motivasi intrinsik maupun motivasi
ekstrinsik. motivasi intrinsik disini merupakan kesadaran sendiri sedangkan
motivasi ekstrinsik merupakan dorongan dari lingkungan dan orang-orang
disekitarnya. Namun, akan lebih baik lagi apabila kedua motivasi ini dimiliki
oleh seorang siswa.
F.
FUNGSI MOTIVASI
Guru bertangung jawab melaksanakan
sistem pembelajaran agar berhasil dengan baik. Keberhasilan ini bergantung pada
upaya guru membangkitkan motivasi belajar siswanya. Secara garis besar Oemar
Hamalik (2005) menjelaskan ada tiga fungsi motivasi, yaitu:
1.
Mendorong
manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan
energi. Motivasi dalam hal ini merupakan langkah penggerak dari setiap
kegiatan yang akan dikerjakan.
2.
Menentukan
arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian
motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan
rumusan tujuannya.
3.
Menyeleksi
perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang
serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Jadi, fungsi utama motivasi adalah
mendorong seseorang untuk berbuat demi tujuan tertentu. Seseorang memiliki
tujuan yang sangat ingin dicapai pasti akan melakukan sesuatu untuk mencapai
tujuan tersebut. Namun, didalam melakukan sesuatu harus di pikirkan secara
logis apakah suatu perbuatan yang dilakukan bermanfaat atau tidak, sehingga
tidak mengganggu tujuan yang ingin dicapai.
G.
STRATEGI MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR
Pembelajaran tidak akan bermakna
jika para siswa tidak termotivasi untuk belajar. Dengan demikian, guru wajib
berupaya sekeras mungkin untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Secara
khusus guru perlu melakukan berbagai upaya secara nyata untuk meningkatkan
motivasi belajar siswanya. Menurut (Sobry Sutikno:2009) Ada beberapa strategi yang dapat dikembangkan
dalam upaya untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran,
berikut ini:
1.
Menjelaskan
tujuan belajar ke siswa. Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih
dahulu menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus (TIK) pembelajaran yang
akan dicapai oleh siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi
dalam belajar.
2.
Hadiah.
Berilah hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat
mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Disamping itu, siswa yang belum
berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengajar siswa yang berprestasi. Ada
bermacam-macam hadiah, yaitu ada yang berbentuk simbol, penghargaan, dan benda.
3.
Saingan
atau kompetisi. Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk
meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang
telah dicapai sebelumnya.
4.
Pujian. Sudah
sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian.
Tentunya pujian yang bersifat membangun.
5.
Hukuman.
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar.
Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan
berusaha memacu motivasi belajarnya.
6.
Membangkitkan
dorongan kepada siswa untuk belajar. Stateginya adalah dengan memberikan
perhatian maksimal ke siswa.
7.
Membentuk
kebiasaan belajar yang baik.
8.
Membantu
kesulitan belajar siswa secara individual maupun kelompok.
9.
Menggunakan
metode bervariasi.
10. Menggunakan media yang baik, serta harus sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Tiap siswa memiliki kemampuan indera yang tidak
sama, baik pendengaran maupun penglihatannya, demikian juga kemampuan
berbicara. Ada yang lebih senang membaca, dan sebaliknya. Dengan variasi
penggunaan media, kelemahan indera yang dimiliki tiap siswa dapat dikurangi.
Untuk menarik perhatian anak misalnya, guru dapat memulai dengan berbicara
lebih dahulu, kemudian menulis di papan tulis, dilanjutkan dengan melihat
contoh konkret, dengan variasi seperti ini dapat memberi stimulus terhadap
indera siswa.
|
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan diantaranya
bahwa:
1.
Motivasi adalah perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
2.
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin
kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan
dapat tercapai.
3. Faktor- faktor yang mempengaruhi proses belajar terdiri atas faktor dari dalam dan faktor dari luar. Faktor dari dalam adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor dari dalam ini meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis. Sedangkan faktordari luar yang memengaruhi balajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan alami dan faktor lingkungan sosial.
4. Keller (1983) (dalam Arikunto, S. 2001) dalam telah menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, yang disebut sebagai model ARCS, yaitu: attention (perhatian), relevance (relevansi), confidence (percaya diri), dan satisfaction (kepuasan).
5.
11
|
6.
Fungsi
motivasi adalah untuk mendorong manusia untuk berbuat, mengarahkan perbuatan ke
tujuan yang ingin dicapai dan menyeleksi perbuatan.
7.
Strategi
yang digunakan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa yaitu dengan
menjelaskan tujuan belajar, memberikan hadiah, mengadakan persaingan,
memberikan pujian, memberikan hukuman, memberikan perhatian, membentuk
kebiasaan belajar yang baik, membantu kesulitan belajar siswa, menggunakan
metode yang bervariasi dan media yang baik.
12
|
DAFTAR PUSTAKA
Abin, S.M. 2007. Psikologi Kependidikan.
Bandung: Rosda.
Ahmad, Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
A.M Sardiman. 2009.
Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT
Rajawali
Pers.
A.M, Sardiman.
2005. Interaksi Dan Motivasi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rajawali Press
Arikunto. Suharsimi, 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Jakarta.
Budiningsih,C.Asri. 2005.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka
Cipta
Dr. M. Sobry Sutikno , (2009). Belajar dan Pembelajaran. Prospect. Bandung.
Hamalik,
Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara.
Redaksi MIN Malang 1. 2007.Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar.Copyraigt:
Malang.
Suciati. 2001. Teori belajar dan motivasi. PAU-PPAI Universitas Terbuka Jakarta.
Taidin
Suhaimin. 2008. Artikel Motivasi &
Pembangunan Diri. Copyright UGMC. Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia.
Triluqman,
Heri BS. 2007, www.heritl.blogspot, Educational technology-media
pendidikan-teori pembelajaran.
Komentar
Posting Komentar