makalah : BELAJAR DAN PEMBELAJARAN PENGARUH FAKTOR HEREDITAS DAN LINGKUNGAN TERHADAP proses belajar peserta didik ( zacary ngeblog )
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
PENGARUH FAKTOR HEREDITAS DAN LINGKUNGAN
TERHADAP proses
belajar peserta didik
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem
pembelajaran dalam dunia pendidikan memiliki banyak versi, begitupun dengan faktor
yang mempengaruhi proses belajar anak atau peserta didik. hereditas (bawaan)
dan lingkungan adalah salah satunya. Meskipun ada beberapa faktor yang
mempengaruhi proses belajar anak antara lain:
1.
Faktor Tujuan
Pendidikan
juga memiliki tujuan selain memintarkan manusia juga menyiapkan
mental,mengembangkan potensi yang telah dimiliki manusia serta cara berhubungan
denganmasyarakat.
2.
Faktor Pendidik
Kualitas
manusia yang diciptakan dari proses belajar juga dipengaruhi oleh
pendidiknya,jika pendidiknya baik kemungkinan juga anak didiknya juga baik,
jika pendidiknya disiplin juga kemungkinan anak didiknya disiplin, begitu
seterusnya.
3.
Faktor Anak Didik
Anak
didik juga mempengaruhi dirinya sendiri seperti mampukah dia menerima lingkungannya
dengan baik atau tidak.
4.
Faktor Alat Pendidikan
Jika
alat pendidikan lengkap dan mendukung proses pendidikan, maka pendiidkan juga akan
berjalan seperti yang diharapkan.
5.
Faktor Alam sekitar
Faktor
alam sekitar juga besar pengaruhnya, karena alam sekitar memberikan pengaruh yang
cukup besar terhadap pendidikan dan watak anak/peserta didik.
Itulah diantaranya faktor-faktor yang
mempengaruhi proses belajar peserta didik. Dalam kehidupan sehari-hari kita
selalu berhubungan dengan orang-orang disekitar kita baik keluarga, teman
sepergaulan dan lingkungan yang lain. Tetapi tidak semua orang mengetahui apa
peran keluarga dan lingkungan dalam proses pendidikan bagi anak. Proses belajar
anak pada zaman sekarang ini faktanya lebih dipengaruhi oleh pergaulannya, sehingga
peran keluarga tidak begitu tampak, solidaritas sesama teman lebih kuat
dibandingkan dengan menjunjung tinggi nilai dan norma kebaikan. Logisnya
seharusnya keluarga lebih berpengaruh bagi proses belajar anak dari pada
lingkungannya, karena sejak lahir hingga dewasa selalu berkumpul dengan
keluarga ( keluarga dalam arti yang sebenarnya). Disinilah terlihat jelas ada
kesenjangan antara fakta dan teorinya karena keduanya memiliki hasil yang
berbeda dalam proses belajar anak. Masalah ini sangat penting untuk diketahui,
khususnya bagi pendidik dan anggota keluarga (orang tua) sebab dengan mengetahui
masalah ini pendidik atau anggota keluarga dapat memilih cara yang terbaik bagi
proses belajar anak dan lebih memperhatikan anak dalam waktu proses belajar
anak tersebut.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan herditas (Pembawaan) dan lingkungan?
2.
Bagaimana pengaruh hereditas (Pembawaan) dan lingkungan terhadap proses
belajar peserta didik?
C. Tujuan
1.
Menjelaskan maksud hereditas (Pembawaan) dan lingkungan.
2.
Menjelaskan pengaruh hereditas (Pembawaan) dan lingkungan terhadap
proses belajar peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembawaan (Hereditas)
1.
Pengertian Hereditas
Hereditas
pada seorang individu adalah berupa spesifik gen dari orangtuanya. Gen-gen
tersebut terdapat pada 24 kromosom dari ayah maupun ibu, serta setiap gen ini
memiliki sifat-sifat berbeda yang akan menciptakan sifat-sifat baru pada
seorang individu akibat dari kombinasi antar gen dari ayah dan ibu tersebut
melalui proses perkawinan, selain itu setiap individu yang dilahirkan pada
dasarnya telah membawa potensi dan bakat. Sifat dan bakat maupun potensi yang
telah dibawa sejak lahir tersebut akibat gen yang mendominasi dari kombinasi
gen dari ayah maupun ibu baik itu IQ, watak dan kepribadian individu.
Hereditas memiliki peranan dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia lahir ke dunia ini membawa berbagai ragam
warisan yang berasal dari ibu bapaknya atau nenek dan kakeknya. Warisan
(keturunan atau pembawaan) tersebut yang terpenting antara lain: bentuk tubuh,
raut muka, warna kulit, inteligensi, bakat, sifat-sifat atau watak dan
penyakit.
a. Bentuk
Tubuh dan Warna Kulit
Salah satu warisan yang dibawa oleh anak
sejak lahir adalah mengenai bentuk tubuh dan warna kulit. Misalnya anak-anak
yang memiliki bentuk tubuh gemuk seperti
ibunya, wajah seperti ayahnya, rambut keriting
dan warna kulit putih seperti ibunya.
Cukup besar pengaruh keturunan(pembawaan)
terhadap pertumbuhan jasmani anak. Bagaimanapun tingginya teknologi untuk
mengubah bentuk dan warna kulit
seseorang, namun faktor keturunan tidak dapat diabaikan begitu saja.
b. Sifat-Sifat
Sifat-sifat yang dimiliki oleh seseorang
adalah salah satu aspek yang diwarisi dari ibu ayah atau nenek dan kakek.
Bermacam-macam sifat yang dimiliki manusia, misalnya, penyabar, pemarah, kikir,
boros, hemat dan sebagainya. Sifat-sifat tersebut dibawa manusia sejak lahir.
Ada yang dapat dilihat atau diketahui dimiliki anak selagi masih kecil dan ada
pula yang diketahui sesudah agak besar.
c. Inteligensi
Inteligensi adalah kemampuan yang
bersifat umum untuk mengadakan penyesuaian terhadap suatu situasi atau masalah.
Kemampuan yang bersifat umum tersebut meliputi berbagai jenis kemampuan pikis
seperti: abstrak, berpikir, memahami, mengingat, berbahasa dan sebagainya.
d. Bakat
Bakat adalah kemampuan khusus yang
menonjol diantara berbagai jenis yang dimiliki seseorang. Kemampuan khusus itu
biasanya berbentuk ketrampilan atau sesuatu bidang ilmu.
e. Penyakit
atau Cacat Tubuh
Beberapa penyakit atau cacat tubuh ada
yang berasal dari turunan, seperti penyakit kebutaan dan saraf. Penyakit yang
dibawa sejak lahir akan mempengaruhi pertubuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani anak.
2. Hukum
Hereditas
a. Hukum
Reproduksi
Hukum ini mengatakan bahwa
hereditas berlangsung dengan perantara sel benih, berarti tidak melalui sel
somatis (sel tumbuh). Hukum ini memberi penjelasan bahwa sifat-sifat yang
diperoleh orang itu, karena pengalaman-pengalaman hidup tak dapat diturunkan
melalui proses-proses biologis kepada anak.
b. Hukum
Konfirmetet
Hukum ini mengatakan bahwa setiap
jenis species menurunkan jenis spesiesnya sendiri atau setiap golongan makhluk
akan menurunkan golongan makhluk itu sendiri. Manusia tidak akan melahirkan
makhluk lain yang bukan manusia.
c. Hukum
Variasi
Hukum
ini mengatakan bahwa individu-individu dalam satu species, di samping adanya
ciri-ciri dan sifat-sifat yang menunjukkan persamaan, disamping itu terdapat
juga variasi-variasi sifat dan ciri-ciri dimana hal itu menyebabkan adanya
perbedaan individu yang satu dengan yang lain.
d. Hukum
Regresi Fisial
Hukum
ini mengatakan bahwa sifat-sifat dan ciri-ciri manusia menunjukkan
kecenderungan kearah rata-rata. Jadi anak yang berasal dari orangtua sangat
cerdas akan ada kecenderungan untuk menjadi lebih cerdas dari pada orang
tuanya.[5]
3. Teori Keturunan (Aliran Nativisme/Maturational
Theory)
Berbicara
tentang hereditas, maka kita pasti akan menyinggung Teori Maturational yang
menyatakan bahwa keturunan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak. Anak lahir ke dunia ini membawa berbagai ragam warisan yang
berasal dari kedua Ibu-Bapak atau nenek dan kakek. Warisan (turunan atau
pembawaan) tersebut yang terpenting, antara lain bentuk tubuh, raut muka, warna
kulit, inteligensi, bakat, sifat-sifat atau watak dan penyakit. Warisan atau
turunan yang dibawa anak sejak lahir dari kandungan sebagian besar berasal dari
kedua orang tuanya dan selebihnya berasal dari nenek dan moyangnya dari kedua
belah pihak (ibu dan ayahnya). Hal ini sesuai dengan hukum Mendel yang
dicetuskan Gregor Mendel pada tahun 1857. Keturunan juga disebut hereditas.
Pembawaan
adalah potensi-potensi yang dibawa setiap individu ketika lahir yang merupakan
warisan dari orang tua’. Para ahli yang beraliran Nativisme nerpendapat bahwa
perkembangan individu itu semata-mata ditentukan oleh unsur pembawaan. Jadi
perkembangan individu semata-mata tergantung kepada faktor dasar/pembawaan.
Aliran
Nativisme dipelopori oleh Arthur Schopenhauer (1778-1860), dari Jerman. Beliau
mengatakan bahwa bakat mempunyai peranan yang penting. Ridak ada gunanya orang
mendidik kalau bakat anak memang jelek. Sehingga pendidikan diumpamakan
‘merubah emas jadi perak’ jadi suatu hal yang tidak mungkin. Dengan demikian
faktor lingkungan atau pendidikan menurut aliran ini tidak bisa berbuat apa-apa
dalam mempengaruhi perkembangan seseorang. Dalam pendidikan ilmu aliran
inidikenal sesbagai aliran pedagogik pesivisme yaitu pendidikan yang tidak
dapat dipengaruhi perkembangan anak ke arah kedewasaan yang dikehendaki oleh
pendidik.
Para
ahli yang mengikuti pendirian ini biasanya mempertahankan kebenaran konsepsi
ini dengan menunjukkan berbagai kesamaan atau kemiripan antara orang Tua dan
anak-anaknya. Misalnya kalau ayahnya ahli musik maka kemungkinannya adalah
besar anaknya juga akan menjadi ahli musik, jika orang tua ahli melukis maka besar
kemungkinan anaknyapun ahli dalam melukis. Mungkin penyusun disini bisa
mengibaratkan seperti ‘buah jatuh tidak jauh dari pohonnya’.
Para
ahli yang mengikuti pendirian ini biasanya mempertahankan kebenaran konsepsi
ini dengan menunjukkan berbagai kesamaan atau kemiripan antara orang tua dan
anak-anaknya.
Akan
tetapi pantas diragukan pula, apakah kesamaan yang ada antara orang tua dan
anak itu benar-benar dasar yang dibawa sejak lahir. Sebab, jika sekiranya anak
seorang ahli musi juga menjadi ahli musik, apakah hal itu benar-benar berakar
pada keturunan atau dasar? Apakah tidak mungkin karena adanya
fasilitas-fasilitas untukn dapat maju dalam bidang seni musik maka dia lalu
menjadi seorang ahli musik. Pada umumya teori nativisme sekarang telah ditinggalkan
orang.
Kaitanya
bawaan (hereditas) dengan proses belajar atau pendidikan adalah bahwa hereditas
itu memiliki pengaruh terhadap IQ seseorang. Logisnya jika salah satu kromosom
antara ayah maupun ibu mendominasi maka tidak mungkin tidak kalau gen yang dihasilkan
akan mewarisi kepintaran dari orang tuannya, akan tetapi tidak harus dikatakan
bahwa semua individu ber-IQ tinggi itu disebabkan dari keturunan. Jelasnya
bahwa gejala bawaan itu diperoleh dari keturunan tetapi yang diperoleh dari
bawaan belum tentu keturunan. Untuk menjelaskan bahwa tidak semua bawaan itu
diperoleh dari keturunan maka ada beberapa macam bawaan seseorang :
1.
Pembawaan Jenis
Ketika
manusia dilahirkan mereka telah memiliki pembawaan jenis baik jenis
kelamin,anggota badan, kepintaran dan lainnya sebagai ciri khas diri mereka
sendiri.
2.
Pembawaan Ras
Pembawaan
manusia juga dapat dibedakan melalui rasnya, seperti ras sunda, ras dayak, ras
jawa dan masing-masing ras memiliki cirri khas tersendiri.
3.
Pembawaan Individu
Pembawaan
yang dimiliki individu selain diatas, individu juga membawa pembawaan dari
dirinya sendiri, meski sama ras, sama jenis tapi masing-masing individu dengan
individu yang lain memiliki perbedaan.
Dari pernyataan diatas terlihat bahwa bawaan
keturunan hanya ada pada sifat-sifat jasmaniah dan sedikit terlihat pada
sifat-sifat ruhaniyah. Selain diatas
warisan/bawaan/hereditas juga memiliki pengaruh yang dalam arti luas dapat
dibagi dua bagian pokok :
a. Bawaan
internal yaitu yang dipindahkan oleh sel-sel benih. Maksudnya disini bahwa
bawaan dari dalam/internal ini memang dari orang tuanya, yang diturunkan dari
proses hubungan intim. Misalnya seorang anak yang mewarisi bakat musik dari
ayahnya seperti gita gutawa yang mewarisi bakat musik dari ayahnya, seperti
anang ermansyah yang mewariskan bakat musik pada anaknya dan banyak yang
lainnya.
b. Bawaan
dari faktor Eksternal/sosial yaitu bawaan yang dipindahkan dari luar diri
terutama keluarga, biasanya melalui pancaindra, akal, interaksi yang beragam
disekitarnya.
4.
Pengaruh Hereditas terhadap Proses Belajar
Hereditas (Hereditet) adalah proses penurunan sifat-sifat
atau ciri-ciri dari satu generasi ke generasi lain dengan perantara plasma
benih. Pada umumnya ini berarti bahwa strukturlah dan bukan bentuk-bentuk
tingkah laku yang diturunkan.
Tidak ada orang hidup semata-mata terpengaruh oleh
hereditet atau lingkungan semata. Tidak mungkin jiwa manusia berkembang bila
tidak ada kemampuan berkembang, maka untuk bisa berkembang harus ada potensi
untuk berkembang walaupun tidak memberi kemungkinan berkembang, maka potensi
itu tidak ada kenyataannya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa manusia
hidup tumbuh dan berkembang karean pengaruh hereditet dan lingkungan.
Herditas atau bawaan merupakan segala ciri, sifat,
potensi dan kemampuan yang dimiliki individu karena kelahirannya. Ciri, sifat
dan kemampuan-kemampuan tersebut dibawa individu dari kelahirannya dan
diterima sebagai keturunan dari kedua orang tuanya.
Individu memulai kehidupannya sejak masa konspesi, dan
disitulah berlangsungnya proses penutunan sifat masa antara pembuahan dan
pembelahaan sel merupakan saat berlangsungnya perpaduan dan penurunan
sifat-sifat.
Ada dua kategori ciri atau sifat yang dimiliki oleh
individu yaitu diri-ciri dan sifat-sifat yang menetap (permanent state)
dan ciri atau sifat-sifat yang dapat berubah (temporary state). Permanent
state seperti kecerdasan atau intelegensi dan bakat sedangkan temporary
state merupakan yang bisa berubah seperti besar badan, sikap tubuh,
kebiasaan, minat, ketekunan dan lain-lan.
Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan pengaruh
hereditas terhadap manusia adalah sebagai berikut:
a.
Dalam bidang pertumbuhan dan perkembangan fisik
Sumbangan
hereditas: Tinggi, bentuk, kerangka, dan struktur badan disebabkan oleh
pertumbuhan potensi-potensi atau sifat-sifat dalam”genes, struktur dari sistem
saraf juga dibentuk oleh pertumbuhan genetis. Batas-batas perkembangan
fungsi-fungsi sensoris dan motoris juga ditentukan oleh pertumbuhan genetis,dan
batas-batas perkembangan itu sangat bervariasi.Dengan demikian, perbedaan skill
motorik dan kemampuan-kemampuan stletik pada anak dan orang dewasa kebanyakan
di sebabkan oleh hereditas.
b.
Dalam bidang pertumbuhan dan perkembangan mental
Sumbangan
hereditas: Bukti-bukti menunjukkan, bahwa anak-anak yang lahir dengan berbagai
kapasitas mental, dengan berbagai potensi musik, melukis, menyanyi, berpidato
dan sebagainya, dalam batas-batas tertentu adalah tumbuh dan berkembang secara
genetis. Ini berarti hereditas berperan penting.
c.
Dalam bidang kesehatan mental dan emosi serta kepribadian
Sumbangan
hereditas: Walaupun bidang lingkungan hidup ini sangat berpengaruh, namun
manusia dilahirkan dengan struktur jasmaniah seperti sistem saraf,
kelenjar-kelenjar, dan organ-organ yang semua itu menentukan stabilitas emosi
serta membedakan kapasitas mental, maka kesehatan mental dan emosi lebih
banyak dipengaruhi oleh hereditas.
B.
Lingkungan (Environment)
1.
Pengertian Lingkungan
Lingkungan merupakan hal- hal yang
mencakup segala materil dan stimuli di dalam dan di luar diri individu baik
yang bersifat fisiologis, psikologis maupun yang bersifat social cultural.
Dengan demikian lingkungan dapat di artikan secara fisiologis, secara
psikologis, dan secara sosio cultural.
a. Secara
Fisiologis lingkungan meliputi segala kondisi materil jasmaniah di dalam tubuh
seperti gizi, vitamin, air, zat asam, system saraf, peredaran darah,
peranapasan, pencernaan makanan, kelenjar – kelenjar indoktrin, sel – sel
pertumbuhan, dan kesehatan jasmani.
b. Secara
psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang di terima individu mulai
sejak dalam konsesi, kelahiran sampai matinya. Stimulasi itu misalnya barupa :
sifat-sifat genes interaksigenes, selera, keinginan, perasaan, tujuan-tujuan,
minat, kebutuhan, kemauan, emosoi, dan kapasitas intelektual.
c. Secara
sosio cultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi dan kondisi
eksternal dalam hbungannya dengan perlakuan ataupun karya orang lain. Pola
hidup keluarga, pergaulan kelompok, pola hidup masyarakat, latihan, belajar,
pendidikan, pengajaran, bimbingan dan penyuluhan adalah termasuk sebagai
lingkungan ini.
Dari beberapa pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar kita dan
apa yang ada disekitar kita itu memiliki pengaruh bagi perkembangan kita serta
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita. Lingkungan memang sangat
berpengaruh pada perkembangan manusia terlepas pengaruh itu baik atau tidak. Lingkungan
dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1.
Lingkungan luar.
2.
Lingkungan masyarakat/sosial.
2. Teori
Lingkungan (Aliran Empirisme/Behavioral Theory)
Tokoh
aliran Empirisme adalah John Lock, filosof Inggris yang hidup pada tahun
1632-1704. Empire artinya pengalaman. Aliran ini berpendapat bahwa dalam
perkembangan anak menjadi dewasa itu sangat dipengaruhi oleh lingkungan atau
pengalaman dan pendidikan yang diterimanya sejak kecil. Pada dasarnya manusia
itu bisa didik apa saja menurut kehendak lingkungan atau pendidikannya.
Lingkungan sendiri merupakan semua yang mempengaruhi pertumbuhan manusia atau
hewan.
Teori yang lebih dikenal dengan Tabulae
rasae (meja lilin), yang menyebutkan bahwa anak yang lahir ke dunia seperti
kertas putih yang bersih. Kertas putih akan mempunyai corak dan tulisan yang
digores oleh lingkungan. Faktor bawaan dari orangtua (faktor keturunan) tidak
dipentingkan. Pengalaman diperoleh anak melalui hubungan dengan lingkungan
(sosial, anlam, dan budaya). Pengaruh empiris yang diperoleh dari lingkungan
berpengaruh besar terhadap perkembangan anak. Menurut aliran ini, pendidik
sebagai faktor luar memegang peranan sangat penting, sebab pendidik menyediakan
lingkungan pendidikan bagi anak, dan anak akan menerima pendidikan sebagai pengalaman.
Pengalaman tersebut akan membentuk tingkah laku, sikap, serta watak anak sesuai
dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.
Lingkungan sering diartikan orang secara
sempit dengan alam sekitar. Dalam psikologi, lingkungan diartikan dalam
pengertian yang luas mencakup lingkungan yang ada di dalam dan di luar
individu.[16]Yang dimaksud lingkungan disini ialah segala sesuatu yang ada
diluar diri anak yang memberikan pengaruh terhadap perkembangan. Dalam
pembicaraan pada bagian ini, maka pendidikan dimasukkan juga sebagai faktor
lingkunga.
Faktor lingkungan juga disebut faktor
ajar. Dengan demikian, lingkungan dapat berupa benda-benda, orang-orang,
keadaan-keadaan dan peristiwa yang ada disekitar anak, yang bias memberikan
pengaruh pada perkembangannya, baik secara langsung ataupun tidak langsung,
baik secara sengaja atau ridak sengaja. Disamping lingkungan itu memberikan
pengaruh dan dorongan, lingkungan juga merupakan arena yang memberikan
kesempatan kepada kemungkinan-kemungkinan (bawaan) yang ada pada seseorang anak
untuk berkembang.
Dapat
kita jelaskan tentang pengaruh lingkungan terhadap perkembangandan pendidikan manusia
yaitu bahwa pengaruh dari lingkungan luar adalah pengaruh lingkungan yang
berada disekitar seperti hewan, alam, air, iklim dan lain sebagainya. Kami
dapat menarik kesimpulan tentang pernyataan diatas bahwa lingkungan adalah segala
hal yang ada disekitar kita mulai dari hubungan manusia dengan manusia dan
manusia dengan alam serta memiliki pengaruh terhadap pendidikan manusia.
Interaksi antara manusia dan alam sekitar itulah yang membuat manusia bisa
disebut unik. Jika dihubungkan kembali antara pembawaan dan lingkungan yang
mempengaruhi pendidikan manusia adalah “ Sifat-sifat dan watak kita
adalah hasil interaksi pembawaan dan lingkungan kita” oleh karena
keperibadian dan pendidikan kita itu terbentuk karena hubungan kita pada
lingkungan dan timbal balik yang diberikan lingkungan pada kita.
Pada
dasarnya manusia ingin menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan menjadi
bagian dari lingkungannya. Kegiatan pendidikan/belajar juga termasuk dalam
sebuah lingkungan yang disebut dengan lingkungan pendidikan, lingkungan
pendidikan adalah lingkungan yang terdapat pada sebuah lingkungan disengaja
untuk melakukan kegiatan-kegiatan pendidikan. Lingkungan pendidikan dan
pembelajaran meliputi :
a.
Lingkungan Fisik
Lingkungan alam dan
lingkungan buatan manusia yang dapat mendukung tetapi kadang juga dapat menjadi
hambatan proses pendidikan, contoh sarana prasarana dan fasilitas yang digunakan
dalam proses pendidikan.
b.
Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial
adalah lingkungan pergaulan antara orang-orang yang ada dalam proses pendidikan.
Contoh pendidik, karyawan dan lain sebagainya.
c.
Lingkungan Intelektual
Lingkungan
intelektual adalah kondisi dan situasi yang mendukung proses kegiatan pendidikan.
Contoh sumber pelajaran, aktivitas pengembangan dan penerapan berpikir dan lainya.
d.
Lingkungan Nilai
Lingkungan Nilai
adalah lingkungan yang merupakan tata kehidupan nilai baik nilai-nilai dalam
masyarakat, ekonomi, social,politik dan lainnya.
Semua lingkungan diatas akan memberikan
kontribusi pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar dan hasil
pendidikan. Selain lingkungan diatas, interaksi pendidikan juga dapat
berlangsung dalam lingkungan keluarga,sekolah dan masyarakat. Keluarga adalah
penanam pendidikan yang paling pertama dan utama pada peserta didik. Kedua
lingkungan sekolah, Sekolah berfungsi mengembangkan bakat, kepintaran dan hubungan
dengan masyarakat serta membekali peserta didik dengan kecakapan-kecakapan yang
dapat dijadikan bekal dikehidupan yang akan datang. Yang ketiga adalah lingkungan
masyarakat, manusia mulai dari kecil slalu berinteraksi dengan manusia dan
manusia memiliki perbedaan baik dalam berpikir, bercakap, kepintaran, adat dan
semua yang ada dalam masyarakat sehingga perkembangan manusia juga dipengaruhi
oleh orang lain/masyarakat.
3. Pengaruh Lingkungan terhadap Proses Belajar
Lingkungan alam dan geografis dimana individu
bertempat tinggal mempengaruhi proses belajar individu. Pendidikan yang
diperlihatkan oleh individu bukan sesuatu yang dilakukan sendiri tetapi selalu
dalam interaksinya dengan lingkungan. Demikian juga dengan sifat dan
kecakapan-kecakapan yang dimiliki individu sebagian besar diperoleh melalui
hubungannya dengan lingkungan.
Perkembangan dan pendidkan individu juga dipengaruhi oleh lingkungan
ekonomi, yaitu lingkungan yang berkenaan dengan cara-cara manusia mengatur dan
memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini, lingkungan budaya juga berpengaruh.
Lingkungan budaya merupakan lingkungan yang berkenaan dengansegala hasil kreasi
manusia, baik hasil kreasi yang konkrit maupun abstrak, berupa benda, ilmu
pengetahuan, teknologi ataupun aturan-aturan, lembaga-lembaga serta adat
istiadat dan lain-lain.
Lingkungan lain yang tak kalah penting adalah
lingkungan politik dan keamanan. Lingkungan politik berkenaan dengan bagaimana
cara manusia membagi dan mengatur kekuasaan atas manusia yang lainnya.
Lingkungan keamanan berkenaan dengan situasi ketentraman dan keterlindungan
manusia dari ancaman dan gangguan-gangguan, baik dari sesama manusia, binatang
maupun alam.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses belajar peserta didik adalah faktor lingkungan dan faktor
bawaan atau hereditas. Dari dua faktor tersebut ternyata konsep Fitrah yaitu
pandangan yang menyatakan bahwa perkembangan pendidikan itu dipengaruhi oleh
bawaannya, lingkungannya dan dirinya sendiri.
Hereditas atau bawaan adalah kesanggupan
manusia yang dapat diwujudkan yang
diperoleh dari orang tuanya maupun dari
keinginan dirinya sendiri. Sedangkan lingkungan adalah segala sesuatu yang ada
disekitar kita baik berupa benda mati maupun benda hidup. Hereditas dan
lingkungan memiliki peran yang sama pentingnya dalam proses belajar anak.
Keduanya memang mempunyai perbedaan. Namun, hereditas (pembawaan) dan
lingkungan bisa saling melengkapi, misalkan pembawaannya kurang baik, dengan
dorongan lingkungan maka seseorang akan dapat berkembang secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Sujanto. 1984. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Aksara Baru.
Sukamdinata, Nana Syaodih. 20014 Landasan Psikologi Proses
Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Indrakusuma, Amir Dien. 1973. Pengantar Ilmu
Pendidikan.Surabaya : Usaha
Nasional.
Suryabrata, Sumadi. 1993. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Komentar
Posting Komentar