Makalah : LINGKUNGAN PENDIDIKAN | Zacary Ngeblog
LINGKUNGAN PENDIDIKAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik berupa benda mati,makhluk hidup ataupun peristiwa-peristiwa yang terjadi termasuk kondisi masyarakat terutama yang dapat memberikan pengaruh kuat kepada individu.
Lingkungan pendidikan adalah lingkungan yang berpengaruh terhadap praktek pendidikan. Lingkungan pendidikan sebagai berbagai lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan yang merupakan bagian dari lingkungan sosial. (Zahraa Kanzakie Hungvien, 2012)
Lingkungan pendidikan juga didefinisikan sebagai suatu institusi atau kelembagaan tempat pendidikan itu berlangsung. Lingkungan tersebut akan mempengaruhi proses pendidikan yang berlangsung.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan?
b. Apa fungsi dari lingkungan pendidikan?
c. Apa yang dimaksud dengan tripusat pendidikan?
d. Apa pengaruh timbal balik antara tripusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui pa yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan
b. Mengetahui fungsi dari lingkungan pendidikan
c. Mengetahui apa yang dimaksud dengan tripusat pendidikan
d.
Mengetahui
pengaruh timbal balik antara tripusat pendidikan terhadap perkembangan peserta
didik?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Lingkungan Pendidikan
Menurut Sartain (ahli psikologi Amerika), yang dimaksud lingkungan meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan, perkembangan atau life processes. Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan peserta didik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal dalam satu lingkungan yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak. Pada dasarnya lingkungan mencakup lingkungan fisik, lingkungan budaya, dan lingkungan sosial.
Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan (pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dll) dinamakan lingkungan pendidikan.
Lingkungan pendidikan dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama karena manusia pertama kalinya memperoleh pendidikan di lingkungan ini sebelum mengenal lingkungan yang lain. Selain itu manusia mengalami proses pendidikan sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan.
Pendidikan keluarga dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. Pendidikan Prenatal (pendidikan dalam kandungan)
2. Pendidikan Postnatal (pendidikan setelah lahir)
b. Lingkungan Sekolah
Pada masyarakat yang semakin komplek, anak perlu persiapan khusus untuk mencapai masa dewasa. Persiapan ini perlu waktu, tempat, dan proses khusus. Dengan demikian, orang tua perlu lembaga tertentu untuk menggantikan sebagian fungsinya sebagai pendidik. Lembaga ini disebut sekolah.
Dasar tanggung jawab sekolah akan pendidikan meliputi:
1. Tanggung jawab formal kelembagaan
2. Tanggung jawab keilmuan
3. Tanggung jawab fungsional
c. Lingkungan masyarakat
Ada 5 pranata sosial yang terdapat di dalam lingkungan sosial yaitu:
1. Pranata pendidikan, bertugas dalam upaya sosialisasi
2. Pranata ekonomi, bertugas mengatur upaya pemenuhan kemakmuran
3. Pranata politik, bertugas menciptakan integritas dan stabilitas masyarakat
4. Pranata teknologi, bertugas menciptakan teknik untuk mempermudah manusia
5. Pranata moral dan etika, bertugas mengurusi nilai dan penyikapan dalam pergaulan masyarakat.
2.2 Fungsi Lingkungan Pendidikan
Fungsi pertama lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan fisik maupun sosial dan budaya terutama berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia agar dapat dicapai tujuan pendidikan secara optimal. Penataan lingkungan pendidikan ini terutama dimaksudkan agar proses pendidikan dapat berkembang efisien dan efektif.
Perkembangan manusia dari interaksinya dengan lingkungan sekitar akan berjalan secara alamiah, tetapi perkembangan tersebut tidak sepenuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan atau bahkan menyimpang darinya. Oleh karena itu diperlukan usaha sadar untuk mengatur dan mengendalikan lingkungan sedemikian rupa agar mempunyai orentasi pada tujuan-tujuan pendidikan.
Fungsi kedua lingkungan pendidikan adalah mengajarkan tingkah laku umum dan untuk menyeleksi serta mempersiapkan peranan-peranan tertentu dalam masyarakat. Hal ini karena masyarakat akan berfungsi dengan baik jika setiap individu belajar berbagai hal, baik pola tingkah laku umum maupun peranan yang berbeda-beda.
Dalam menjalankan kedua fungsinya, lingkungan pendidikan haruslah digambarkan sebagai kesatuan yang utuh di antara berbagai ragam bentuknya. Untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan secara menyeluruh masing-masing lingkungan mempunyai andil dalam mencapainya (Tirtahardjha,2004).
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Seperti diketahui, proses pertumbuhan dan perkembangan manusia sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya akan berlangsung secara alamiah dengan konsekuensi bahwa tumbuh kembang itu mungkin berlangsung lambat dan menyimpan dari tujuan pendidikan.
Oleh karena itu, diperlukan berbagai usaha sadar untuk mengatur dan mengendalikan lingkungan itu sedemikian rupa agar dapat diperoleh peluang pencapaian tujuan secara optimal, dan dalam waktu serta dengan daya atau dana yang seminimal mungkin. Dengan demikian diharapkan mutu sumber daya manusia makin lama semakin meningkat. Hal itu hanya dapat diwujudkan apabila setiap lingkungan pendidikan tersebut dapat melaksanakan fungsinya sebagaimana mestinya.
2.3 Tripusat Pendidikan
Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di dalam lingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat, yang disebut tripusat pendidikan.
a. Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialamai oleh anak, serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati. Orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik.
Pendidikan keluarga berfungsi:
1. Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
2. Menjamin kehidupan emosional anak
3. Menanamkan dasar pendidikan moral
4. Memberikan dasar pendidikan sosial
5. Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak
Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak ialah, peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain. Mengenai penanaman pandangan hidup keagamaan, masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik. Masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik untuk meresapkan dasar-dasar hidup beragama. Dalam hal ini biasakanlah anak-anak untuk pergi ke tempat ibadah untuk, mendengarkan khutbah atau ceramah agama.
b. Sekolah
Di sekolah, di bawah asuhan para guru, anak-anak memperoleh pengajaran dan pendidikan. Anak-anak belajar berbagai macam pengetahuan dan keterampilan yang akan dijadikan bekal untuk kehidupannya di masyarakat. Memberikan bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada anak untuk kehidupannya nanti. Inilah sebenarnya tugas utama dari sekolah. Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut:
1. Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik.
2. Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.
3. Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.
4. Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar atau salah, dan sebagainya.
c. Masyarakat
Pengaruh-pengaruh dari masyarakat ini ada yang bersifat positif terhadap pendidikan anak, tetapi sebaliknya banyak pula yang bersifat negatif. Yang dimaksud dengan pengaruh yang bersifat positif di sini ialah, segala sesuatu yang membawa pengaruh baik terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Yaitu pengaruh-pengaruh yang menuju kepada hal-hal yang baik dan berguna bagi anak itu sendiri, maupun baik dan berguna bagi kehidupan bersama.
Pengaruh yang positif dari masyarakat ini banyak kita jumpai dalam perkumpulan-perkumpulan pemuda, organisasi-organisasi pelajar atau mahasiswa, maupun organisasi-organisasi lain. Baik perkumpulan atau organisasi itu bergerak dalam lapangan kesenian-kebudayaan, olahraga, politik maupun yang merupakan organisasi biasa yang bersifat menghimpun dan menyatukan para anggota, seperti halnya organisasi-organisasi pelajar atau mahasiswa dari suatu jenis sekolah atau fakultas. Misalnya BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa). Tetapi, perlu ditekankan di sini, bahwa organisasi atau perkumpulan pemuda yang memberikan pengaruh positif ini ialah organisasi atau perkumpulan pemuda yang diorganisasi secara baik dan “legal”. Bukan organisasi atau perkumpulan pemuda yang diorganisasi secara baik dan penuh disiplin, tetapi tidak legal atau “illegal”.
Sedang yang dimaksud dengan pengaruh yang bersifat negatif ialah, segala macam pengaruh yang menuju kepada hal-hal yang tidak baik dan merugikan baik bagi pendidikan dan perkembangan anak sendiri. Pengaruh yang bersifat negatif ini tidak terhitung banyaknya di dalam masyarakat. Dan anehnya, pengaruh yang negatif ini sangat mudah diterima oleh anak, dan sangat kuat meresap di hati anak. Anak yang tadinya baik di rumah, setelah mendapat pengaruh dari temannya, akhirnya bisa menjadi anak berandalan. Oleh karena itu menjadi tugas dari orang tua untuk selalu mengadakan pengawasan terhadap putra-putrinya. Orang tua harus tahu dan mengawasi selalu, dengan siapa anaknya itu bercampur gaul. Bukan maksudnya di sini untuk membeda-bedakan kawan, tetapi justru untuk menjaga, agar si anak tidak terlanjur memperoleh pengaruh-pengaruh yang tidak menginginkan.
2.4 Pengaruh Timbal Balik antara Tripusat Pendidikan Terhadap Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan peserta didik, dipengaruhi oleh berbagai faktor yakni hereditas, lingkungan proses perkembangan, dan anugerah Sang Kuasa. Untuk faktor lingkungan, peranan tripusat pendidikan itulah yang paling menentukan, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama untuk mencapai tujuan pendidikan yakni membangun dan menyiapkan sumber daya manusia serta pembangunan yang bermutu. Dan agar tercipta tujuan pendidikan tersebut, maka hendaklah lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat bersama-sama berperan aktif dalam hal memberikan pelatihan, pengajaran, pembibingan yang nantinya akan membantu anak-anak atau peserta didik menemukan jati dirinya dengan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak-anak
Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni:
a. Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya.
b. Pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan.
c. Pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.
Kontribusi itu akan berada bukan hanya antar individu, tetapi juga faktor pusat pendidikan itu sendiri yang bervariasi di seluruh wilayah Nusantara. Namun kecenderungan umum, utamanya pada masyarakat modern, kontribusi keluarga pada aspek penguasaan pengetahuan dan pemahiran keterampilan makin mengecil dibandingkan dengan kontribusi sekolah dan masyarakat.
Gambar 1. Saling Pengaruh antara Tripusat Pendidikan dengan Perkembangan Peserta Didik
Gambar 1 melukiskan setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang besar dalam tiga kegiatan pendididkan yakni:
a. Pembinaan dalam upaya pematapan pribadi yang berbudaya
b. Pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan
c. Pengajaran dalam upaya penguasan pengetahuan
Setiap pusat pendidikan perlu ditingkatkan kontribusinya terhadap perkembangan peserta didik, keserasian antara kotribusi itu, serta kejasama yang erat dan harmonis antar tripusat tersebut. Dengan kontribusi pusat pendidikan yang saling memperkuat dan melengkapi itu akan member perluang mewujudkan sumber manusia terdidik yang bermutu.
Disamping peningkatan kontribusi setiap pusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik, diprasyaratkan pula keserasian kontribusi itu, serta kerja sama yang erat dan harmonis antar tripusat tersebut berbagai upaya dilakukan agar program-program pendidikan dan setiap pusat pendidikan tersebut saling mendukung dan memperkuat antara satu dengan lainnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan (pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dll) dinamakan lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan dibagi menjadi tiga yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Fungsi pertama lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan fisik maupun sosial dan budaya. Fungsi kedua lingkungan pendidikan adalah mengajarkan tingkah laku umum dan untuk menyeleksi serta mempersiapkan peranan-peranan tertentu dalam masyarakat.
Hubungan antara lingkungan pendidikan yang satu dengan lingkungan yang lain disebut sebagai tripusat pendidikan. Tripusat pendidikan tidak dapat berdiri sendiri, namun ada hubungan saling mempengaruhi di antara lingkungan pendidikan.
3.2 Saran
Tujuan pendidikan yang ideal akan tercapai secara maksimal jika terdapat hubungan timbal balik yang yang erat antar lingkungan pendidikan seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Oleh karenanya, dibutuhkan kerja sama antara orang tau, guru, dan anggota masyarakat lainnya dalam mengembangkan anak-anak menjadi pribadi yang baik sehingga memiliki bekal untuk hari kelak.
Komentar
Posting Komentar