PAPER: Pengamalan nilai Dasa Dharma, Dharma 2
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Manusia adalah
mahluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk
kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, dan
mati, dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan
lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik baik itu positif maupun
negatif.
Lingkungan
adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari, dan memiliki
karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan
keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki
peranan yang lebih kompleks dan riil.
Dalam dasa dharma berisi sepuluh sikap yang harus dimiliki oleh seorang Pramuka. Point kedua
yaitu cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
Dalam pembahasan ini akan memaparkan tentang makna dasa dharma point 2 dan
penerapannya.
BAB
II
PEMBAHASAN
Darma kedua: cinta alam dan kasih sayang
sesama manusia
Apa yang
tercantum di dalam Trisatya tentang menjalankan kewajiban terhadap Tuhan dan
yang terdapat dalam Dasadarma pertama sudah harus sedikit dibedakan bahwa: Di
dalam Trisatya, ungkapan itu merupakan janji (ikrar) seseorang yang diresapkan
dalam hati atau dirinya sedangkan dalam hati atau dirinya sedngkan yang ada di
dalam Dasadarma pertama adalah perwujudannya secara kongret dalam tingkah laku
ataupun sikapnya,
Atau
dengan kata lain yang ada di dalam Trisatya itu merupakan sesuatu yang ada di
dalam batin dan yang terdapat di dalam darma adalah yang tampak lahiriah. Oleh
karena itu yang terdapat di dalam Dasadarma bukanlah suatu pengulangan, tetapi
penekanan
Takwa
Pengertian
takwa adalah bermacam-macam, antara lain: bertahan, luhur, berbakti,
mengerjakan yang utama dan meninggalakan yang tercela, hati-hati, terpelihara,
dan lain-lain. Pada hakekatnya takwa adalah usaha dan kegiatan seseorang yang
sangat utama dalam perkembangan hidupnya. Bagi bangsa Indonesia yang
berketuhanan Yang Maha Esa, yang menjadi tujuan hidupnya adalah keselamatan,
perdamaian, persatuan dan kesatuan baik didunia maupun dikhirat, Tujuan hidup
ini hanya dapat dicapai semata-mata dengan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
yaitu:
Bertahan
terhadap godaan-godaan hidup, untuk memelihara diri dari dorongan hawa nafsu.
Taat
melaksanakan ajaran-ajaran Tuhan, mengerjakan yang baik dan berguna serta
menjauhi segala yang buruk dan yang tidak berguna bagi dirinya maupun bagi
masyarakat serta seluruh umat manusia.
Mengembalikan,
menyerahkan kepada Tuhan segala darma bakti dan amal usahanya untuk mendapatkan
penilaian; sebagaimana Tuhan menghendaki sikap ini merupakan sikap seseorang
kepada pribadi lain yang dianggap mengatasi dirinya, bahkan mengatasi
segala-galanya, sehingga seseorang menyatakan hormat dan baktinya, serta
memuji, meluhurkan dan lain-lain terhadap pribadi lain yang dianggap Maha agung
itu,
Tuhan
Tuhan
adalah zat yang ada secara mutlak yang ada dengan. Zat yang menjadi sumber atau
sebab adanya segala sesuatu di dalam alam semesta (couse prima atau sebab
pertama). Karena itu, Dia tidak dapat disamakan atau dibandingkan dengan
apa saja yang ada. Dia mengatasi, melewati, dan menembus segala-galanya.
Dari wahyu
Tuhan sendiri yang dianugerahkan kepada kita melalui firman atau sabda-Nya di
dalam Kitab suci, kita dapat mengetahui bahwa Dia adalah pencipta Yang Maha
Kuasa, Maha Murah, lagi Maha Penyayang Tuhan menjadikan alam semesta termasuk
manusia tanpa mengambil suatu bahan atau menggunakan alat. Hanya karena
firman-Nya, alam semesta ini menjadi ada. Dari ciptaan Tuhan itu, kita dapat
mengenal segala macam sifat Tuhan yang melebihi dan mengatasi apa yang terdapat
di dalam alam semesta ini, terutama dari wahyu Tuhan sendiri. Kita juga dapat
memahami kegaiban Tuhan. Kita tidak dapat membandingkan zat kodrat sifat Ilahi
dengan yang ada dalam alam ini. Hal ini juga termasuk dengan sifat Tuhan Yang
Maha Esa. Namun sebagai manusia, kita akan berusaha memahami apa arti esa pada
Tuhan itu.
Esa= satu/tunggal.
Maksudnya
bukanlah “satu” yang dapat dihitung. Satu yang dapat dihitung adalah satu yang
dapat dibagi atau disbanding-bandingkan. Maka, satu atau esa pada Tuhan adalah
mutlak. Satu/tunggal yang tidak dapat dibagi-bagi dan dibandingkan.
Berbicara
tentang pengertian takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa tidak dapat dipisahkan dari
pengertian moral, budi pekerti, dan akhlak.
Moral,
budi pekerti atau akhlak adalah sikap yang digerakan oleh jiwa yang menimbulkan
tindakan dan perbuatan manusia terhadap Tuhan, terhadap sesama manusia, sesama
makhluk, dan terhadap diri sendir. Akhlak terhadap Tuhan Yang Maha Esa meliputi
cinta, takut, harap, syukur, taubat, ikhlas terhadap Tuhan, mencintai atau
membenci karena Tuhan. Akhlak terhadap Tuhan Yang Maha Esa mengandung
unsur-unsur takwa, beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti yang
luhur.
Akhlak
terhadap sesama manusia mencakup berbakti kepada orang tua, hubungan baik
antara sesama, jujur, ramah, tolong menolong, harga menghargai, memberi maaf,
memelihara kekeluargaan, dan lain-lainnya. Akhal kterhadap sesama manusia
mengandung unsur hubungan kemanusian mengandung unsur hubungan kemanusiaann
yang baik akhlak terhadap sesama akhluk Tuhan yang hidup ataupun benda mati
mencakup belas kasih, suka memelihara, beradab, dan sebagainya, Akhlak
terhadap sesama makhluk Tuhan mengandung unsur peri kemanusiaan.
Akhlak
terhadap diri sendiri meliputi: memelihara harga diri, berani membela hak,
rajin tanggungjawab, menjauhkan diri dari takabur, sifat-sifat bermuka dua,
sifat pengecut, dengki, loba, tamak, lekas putus asa, dan sebagainya. Akhlak
terhadap diri sendiri mengandung unsur budi pekerti yang luhur, berani mawas
diri, dan mampu menyesuaikan diri.
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Sesuai
dengan tujuan Gerakan Pramuka yang mengarahkan anak didik menjadi manusia yang
berkepribadian dan berwatak luhur, dan juga karena falsafah hidup bangsa
Indonesia berdasarkan Pancasila, maka sudah seharusnya iman kepada Tuhan dari
masing-masing anak didik itu diperdalam dan diperkuat. iman anak didik kepada
Tuhan itu belum cukup kalau hanya kita berikan pengajaran lisan/tertullis tanpa
ada perwujudan kongkret dalam tingkah laku kehidupan anak didik.
Maka, apa
yang diimani dari agama dan kepercayaan tentang Tuhan haruslah dijabarkan dalam
sikap hidupnya yang nyata dan dapat dirasakan oleh lingkungannya, karena itu
akan terdapat kepicangan apabila Gerakan Pramuka hanya dapat mengemukakan
ajaran tentang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ini, tetapi kurang memberikan
bimbingan dan kesempatan kepada peserta didik untuk melaksanakan darmanya yang
pertama ini.
Untuk
mewujudkan cita-cita Gerakan Pramuka, dalam hal ini banyak cara dan metode yang
dapat dilaksanakan, sesuai dengan tingkat umur dan kemampuan anak didik dan
kepercayaan masing-masing. Cara atau metode dapat berlainan, tetapi tujuannya
hanya satu, ialah terciptanya manusia Indonesia yang utuh dan sempurna
(Pancasilais).
Segala
macam ketentuan moral/kebaikan yang tersimpan dalam ajaran agama (seperti
tertera dalam darma-darma yang berikut) seharusnya dikembangkan dalam sikap
hidup anak didik. Darma-darma itu merupakan bentuk-bentuk perwujudan konkret
dari takwa kepada Tuhan di samping doa, sembahyang, dan bentuk peribadatan
lain.
Sikap
cinta dan kasih saying, setia, patuh, adil, jujur, suci, dan lain-lain adalah
merupakan pengejawantahan dan perwujudan dari ketakwaan seseorang kepada Tuhan.
Sulit untuk mengatakan bahwa sebenarnya tidak jujur orang mengarahkan dia itu
takwa kepada Tuhan, tetapi dalam hidupnya dia bertindak dan bersikap membenci,
curang, tidak adil, dan sebagainya terhadap sesamanya.
Dalam
prakteknya, mengembangan ketakwaan kepada Tuhan dapat dilaksanakan dalam segala
kegiatan kepramukaan mulai dari bermain sampai kepada bekerja sama dan hidup
bersama. Dalam kegiatan permainan, kita sudah dapat menamkan sifat-sifat jujur,
patuh, setia dan tabah. Kalau anak sudah dibiasakan bermain seperti itu, maka
dia akan berkembang menjadi pribadi yang baik, berwatak luhur dan
berkepribadian. Pada akhirnya, akan berguna bagi sesama manusia, masyarakat,
bangsa dan negaranya. Semua ini tiada lain didasarkan pada takwa kepada Tuhan.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut.
1.
Menuntun
anak untuk melaksanakan ibadah,
2.
Menyelenggarakan
peringatan-peringatan hari besar agama.
3.
Menghormati
orang beragama lain.
4.
Menyelenggarakan
cermah keagamaan.
5.
Menghormati
orang tua.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendidikan
adalah Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada
perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup
cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.
Moral secara ekplisit
adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral
manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi.
Dasadarma adalah
ketentuan moral pramuka atau watak pramuka.. Karena itu, Dasadarma memuat
pokok-pokok moral yang harus ditanamkan kepada anggota Pramuka agar mereka
dapat berkembang menjadi manusia berwatak, warga Negara Republik Indonesia yang
setia, dan sekaligus mampu menghargai dan mencintai sesama manusia dan alam
ciptaan Tuhan Yang Mahaesa.
B.
Saran
Membangun moral
bangsa
membutuhkan waktu yang lama dan harus dilakukansecara berkesinambungan.
Pemerintah yang diwakili oleh Kementerian PendidikanNasional harus melakukan
upaya-upaya untuk perbaikan kualitaspendidikan terutama menghasilkan
insanIndonesia yang berkarakter. Salah satu upaya untuk mewujudkan pendidikan
yangseperti di atas, para peserta didik (siswa dan mahasiswa) harus dibekali
denganpendidikan khusus yang membawa misi pokok dalam pembinaan karakter/akhlak
mulia.Di sinilah mata pelajaran pendidikan agama menjadi sangat penting untuk
menjadipijakan dalam pembinaan karakter siswa, mengingat tujuan akhir dari
pendidikan agamatidak lain adalah terwujudnya akhlak mulia.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar